Nama Desa | Nglanggeran |
Kecamatan | Patuk |
Kabupaten/Kota | Kabupaten Gunungkidul |
Provinsi | DI Yogyakarta |
Luas | 762,0990 Ha |
Batas Utara | Desa Ngoro-oro |
Batas Timur | Desa Nglegi |
Batas Selatan | Desa Putat |
Batas Barat | Desa Salam |
No | Konteks Bisnis | Identifikasi Bahaya dan Risiko | Risk Analysis and Evaluation | Pengendalian Risiko | Residual Risk | Penanggung Jawab/Risk Owner | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Objektif | Aktivitas | Kategori Bahaya (Hazard Classification) | Jenis Bahaya | Penjelasan Bahaya (Hazard Explanation) | Kejadian Risiko (Risk Event) | Penyebab Risiko (Risk Cause) | Deskripsi Dampak | Existing Control | L | C | Risk Level | Eliminasi | Substitusi | Engineering | Administrasi | APD | L | C | Risk Level | ||
1 | Fasilitas Umum dan Lingkungan | Pengelolaan sampah | Bahaya Lingkungan | Limbah Domestik tidak terkelola | Sampah domestik dan B3 dibuang dalam 1 tempat. Tidak tersedia tempat sampah yang sesuai dengan jenis limbahnya | Berpotensi mencemari lingkungan, tanah, dan air | Pengunjung membuang sampah tanpa dipisah antara B3 dan Domestik dan/ sembarangan | 1. Pencemaran air tanah dan menurunkan kualitas sanitasi lingkungan 2. Menimbulkan bau dan mengurangi kenyamanan wisatawan | 1. Pembersihan sampah seminggu sekali 2. Pengambilan seminggu dua kali 3. Pengelolaan sampah Organik 4. Pemasangan rambu-rambu terkait pembuangan sampah 5. Penggunaan APD oleh petugas sampah | C | 2 | Moderate | Penambahan tempat sampah khusus pampers dan kaca | Refreshing Sosialisasi penanganan sampah kepada pengunjung | D | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata dan Petugas TPS | |||
2 | Fasilitas Umum dan Lingkungan | Homestay | Bahaya Lingkungan | Limbah Pengunjung | Sampah yang tidak dikelola berpotensi mencemari lingkungan | Pencemaran lingkungan oleh limbah bekas pengunjung | Masih ada pengunjung yang tidak menaati aturan | 1. Mengurangi kenyaman pengunjung 2. Berkurangnya kualitas sanitasi | 1. Pembersihan sampah seminggu sekali 2. Pengelolaan sampah Organik 3. Pemasangan rambu-rambu terkait pembuangan sampah | C | 1 | Low | Penambahan tempat sampah khusus pampers dan kaca | 1. Melanjutkan pengendalian yang telah berjalan 2.Briefing atau pesan terhadap pengunjung untuk menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya | D | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | |||
3 | Fasilitas Umum dan Lingkungan | WC umum/toilet | Bahaya Lingkungan | Limbah pemakaian WC | Kotoran dan sampah yang dihasilkan pengguna WC | Kloset menjadi tidak bersih | Kepatuhan pengunjung dalam larangan membuang sampah dalam kloset | 1. Mengurangi kenyaman pengunjung 2. Berkurangnya kualitas sanitasi | Menyiram kloset pada saat sebelum dan sesudah pemakaian kloset | C | 1 | Low | 1. Pemasangan rambu-rambu untuk kebersihan yang ada dalam toilet 2. Briefing terhadap pengunjung terkait pemakaian kloset yang baik dan benar 3. Menyediakan tong sampah di tiap bilik kamar mandi 4. Petugas membersihkan WC setiap hari | D | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||||
4 | Wisata Alam | Treking Gunung Api Purba | Bahaya Keselamatan | Permukaan jalan licin/basah dan mendaki | Jalan mendaki, permukaan licin, berbatu, dan sempit | Potensi terjatuh, tergelincir, tripping, pingsan, Hipotermia, asthma kambuh | Jalan panjang dan mendaki karena tidak terbiasa dengan jalan pegunungan | Wisatawan dapat berpotensi jatuh/tergelincir, terlebih jika tidak menggunakan sepatu yang sesuai dan tidak terbiasa dengan pendakian | 1. Terdapat tour guide, adanya penjelasan lisan dari tour guide perihal aspek keselamatan ketika mendaki 2. Adanya rambu-rambu peringatan keselamatan di beberapa titik, tour guide sudah mengingatkan potensi bahaya keselamatan ketika pengunjung membeli paket wisata, 3. Terdapat sekretariat dan loket untuk registrasi pengunjung. 4. Terdapat porter yang membawa P3K 5. Terdapat Tim SAR Gunung Api Purba 6. Dilakukan Briefing risiko terhadap latar belakang kesehatan tamu 7. Penempatan petugas keamanan pada musim sibuk/ pengunjung tinggi | C | 2 | Moderate | 1. Tour guide membawa kotak P3K dan penekanan penjelasan aspek keselamatan oleh tour guide 2. Pemberian informasi kepada wisatawan (Contact Number) yang tidak menggunakan jasa Tour Guide bila terjadi keadaan darurat | D | 2 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||||
5 | Wisata Alam | Camping di Gunung Api Purba | Bahaya Kesehatan | Hipotermia dan kedinginan | 1. Kedinginan akibat Curah Hujan yang tinggi 2. Badai angin | Pingsan karena kedinginan | 1. Kondisi cuaca ekstrem 2. Pengunjung memaksakan untuk melakukan aktivitas | Pingsan dan dibawa ke Rumah Sakit | 1. Penanganan sebelum dan setelah kejadian 2. Briefing sebelum camping 3. Membawa peralatan keamanan berupa Oxycan dan Ventholyn 4. Prosedur pengurusan asuransi | D | 3 | Moderate | 1. Pembuatan SOP persyaratan camping untuk peserta 2. Mendata Form Riwayat Kesehatan bagi para peserta | D | 2 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||||
6 | Wisata Alam | Camping di Gunung Api Purba | Bahaya Lingkungan | Sampah sisa aktivitas Camping | Sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung | Bau tidak sedap dan Kondisi yang tidak bersih | Pengunjung tidak membuang sampah pada tempatnya | Ketidaknyamanan di Area Camping | Proses sweeping pembersihan sampah pada area camping ground | D | 2 | Low | Memastikan tempat sampah cukup dan mudah dijangkau pengunjung | Penempatan rambu-rambu untuk pembuangan sampah disekitar camping area | E | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | |||
7 | Wisata Alam | Camping di Gunung Api Purba | Bahaya Biologis | Serangan monyet | Serangan monyet berupa pengambilan makanan pada area camping | Peserta diganggu oleh monyet pada saat turun dan banyak makanan | Terdapatnya banyak makanan di area camping | Peserta ketakutan | 1. Briefing terhadap peserta 2. Pelarangan pada peserta untuk memberikan makanan kepada monyet | D | 2 | Low | Penanaman pohon buah dan perawatan | Pemanggilan Pawang Monyet untuk mengendalikan populasi monyet agar tidak mendekati camping area | E | 2 | Low | BKSDA, pengelola, dan pemerintah desa wisata | |||
8 | Wisata Alam | Camping di Gunung Api Purba | Bahaya Biologis | Serangan tawon | Serangan tawon menyerang pengunjung objek wisata | Peserta diganggu oleh serangan tawon pada saat camping | Tawon masuk ke sekitar area camping | Peserta ketakutan dan terluka hingga badan bengkak | 1. Briefing terhadap peserta 2. Memanggil pawang tawon untuk mengendalikan serangan tawon 3. Menggunakan APD yang masih sederhana 4. Sebagian pengelola desa wisata sudah mendapatkan pelatihan P3K mengenai serangan tawon | C | 2 | Moderate | Memberikan pelatihan P3K mengenai serangan tawon yang lebih menyeluruh kepada pengelola desa wisata | Meningkatkan kualitas APD | C | 1 | Low | BKSDA, pengelola, dan pemerintah desa wisata | |||
9 | Wisata Alam | Sunrise Gunung Api Purba | Bahaya Keselamatan | Permukaan jalan licin/basah dan mendaki | Jalan mendaki, permukaan licin, berbatu, dan sempit | Potensi terjatuh, tergelincir, tripping, pingsan, Hipotermia, asthma kambuh | Jalan panjang dan mendaki karena tidak terbiasa dengan jalan pegunungan | Wisatawan dapat berpotensi jatuh/tergelincir - terlebih tidak menggunakan sepatu yang sesuai dan tidak terbiasa dengan pendakian | 1. Terdapat tour guide, adanya penjelasan lisan dari tour guide perihal aspek keselamatan ketika mendaki 2. Adanya rambu-rambu peringatan keselamatan di beberapa titik, tour guide sudah mengingatkan potensi bahaya keselamatan ketika pengunjung membeli paket wisata, 3. Terdapat sekretariat dan loket untuk registrasi pengunjung. 4. Terdapat porter yang membawa P3K 5. Terdapat Tim SAR Gunung Api Purba 6. Dilakukan Briefing risiko terhadap latar belakang kesehatan tamu 7. Penempatan petugas keamanan pada musim sibuk/ pengunjung tinggi | C | 2 | Moderate | 1. Tour guide membawa kotak P3K dan penekanan penjelasan aspek keselamatan oleh tour guide 2. Pemberian informasi kepada wisatawan (Contact Number) yang tidak menggunakan jasa Tour Guide bila terjadi keadaan darurat | D | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||||
10 | Wisata Alam | Flying Fox Diatas Sawah | Bahaya Keselamatan | Terluka | Pengawas tidak melakukan pengecekan keselamatan | Potensi cedera, terjatuh, dan terluka | Pengawas tidak berhati-hati saat melakukan pengecekan keselamatan | 1. Terluka 2. Patah tulang 3. Meninggal dunia | 1. SOP mengenai pengamanan 2. Tersedia tourguide yang sudah mengikuti standar | E | 3 | Moderate | 1. Pemeriksaan/ inspeksi kelayakan secara rutin terhadap alat keamanan 2. SOP untuk inspeksi alat keamanan | Peningkatan kualitas APD/alat pengaman | E | 2 | Low | Penanggung jawab Desa Wisata | |||
11 | Wisata Alam | Panjat tebing dan Grappling | Bahaya Keselamatan | Terluka | 1. Terjatuh 2. Tali putus 3. Peralatan yang tidak standar rusak | Tamu terjatuh karena kegagalan peralatan | Peralatan yang digunakan tidak memenuhi standar safety serta tidak adanya backup pengaman (tali) | 1. Terluka 2. Patah tulang 3. Meninggal dunia | 1. Menggunakan peralatan pelindung diri yang berstandar 2. Briefing risiko kepada tamu 3. Melakukan Upgrade terhadap peralatan 4. Tersedia Tim Rescue | E | 3 | Moderate | 1. Melakukan Pre Use Inspection sebelum peralatan digunakan menggunakan formulir inspeksi 2. Persyaratan surat kesehatan untuk peserta | Peningkatan kualitas APD/alat pengaman | E | 3 | Moderate | Penanggung jawab Desa Wisata dan Vendor | |||
12 | Wisata Alam | Tyroleans | Bahaya Keselamatan | Terluka | 1. Terjatuh 2. Tali putus 3. Peralatan yang tidak standar rusak | Tamu terjatuh karena kegagalan peralatan | Peralatan yang digunakan tidak memenuhi standar safety serta tidak adanya backup pengaman (tali) | 1. Terluka 2. Patah tulang 3. Meninggal dunia | 1. Menggunakan peralatan pelindung diri yang berstandar 2. Briefing risiko kepada tamu 3. Melakukan Upgrade terhadap peralatan 4. Tersedia Tim Rescue | E | 3 | Moderate | 1. Melakukan Pre Use Inspection sebelum peralatan digunakan menggunakan formulir inspeksi 2. Persyaratan surat kesehatan untuk peserta | E | 3 | Moderate | Penanggung jawab Desa Wisata dan Vendor | ||||
13 | Wisata Alam | Cliff Swings (Lompat Tebing) | Bahaya Keselamatan | Terluka | 1. Terjatuh 2. Tali putus 3. Peralatan yang tidak standar rusak | Tamu terjatuh karena kegagalan peralatan | Peralatan yang digunakan tidak memenuhi standar safety serta tidak adanya backup pengaman (tali) | 1. Terluka 2. Patah tulang 3. Meninggal dunia | 1. Menggunakan peralatan pelindung diri yang berstandar 2. Briefing risiko kepada tamu 3. Melakukan Upgrade terhadap peralatan 4. Tersedia Tim Rescue | E | 3 | Moderate | 1. Melakukan Pre Use Inspection sebelum peralatan digunakan menggunakan formulir inspeksi 2. Persyaratan surat kesehatan untuk peserta | E | 3 | Moderate | Penanggung jawab Desa Wisata dan Vendor | ||||
14 | Wisata Alam | Jeep Tour/ Transport Lokal | Bahaya Keselamatan | Terluka | 1. Terjatuh 2. Tergelincir | Kecelakaan saat transport | Kendaraan tidak kuat melintasi medan | 1. Terluka 2. patah tulang 3. Meninggal dunia | 1. Menggunakan peralatan safety untuk Jeep 2. Briefing sebelum aktivitas 3. Tim Rescue | E | 3 | Moderate | Penyediaan tempat duduk untuk peserta transport lokal | 1. Penyusunan, sosialisasi, dan implementasi SOP untuk Jeep dan Tranport Lokal 2. Dilakukan pengecekan kendaraan yang digunakan secara rutin (untuk memastikan kendaraan sanggup melewati medan) | Penambahan APD bagi peserta transport lokal | E | 2 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||
15 | Wisata Budaya | Edukasi Batik Topeng | Bahaya Lingkungan | Pembuangan Limbah Organik dan Kimia | Pembuangan bahan hasil pakai pembuatan batik dan melukis ke IPAL | Terjadi gangguan pada IPAL | 1. Terjadi gangguan pada IPAL dan pembuangan limbah langsung ke tanah 2. Terjadinya overload dari air hujan | Air tanah dan tanah tercemar limbah organik dan kimia | 1. Sudah tersedia IPAL yang dihasilkan dari pembuatan batik 2. Limbah yang tidak masuk IPAL belum ditangani | D | 3 | Moderate | Penambahan saluran drainase air hujan sehingga tidak masuk ke IPAL | 1. Memastikan pengelolaan air limbah dilaksanakan dengan baik 2. Sosialisasi bahaya dan cara penanganan limbah kimia batik | E | 2 | Low | Pemerintah Desa dan Pengelola Objek Wisata | |||
16 | Wisata Budaya | Edukasi Batik Topeng | Bahaya Kesehatan | Malam batik panas | Malam batik berpotensi melukai peserta | Peserta terluka karena terkena Malam batik | 1. Kecelakaan 2. Peserta tidak fokus dan bercanda | Terluka | 1. Briefing terhadap peserta 2. penyediaan K3 | D | 2 | Low | Penyiapan SOP untuk edukasi membatik | Penggunaan APD (celemek dan sarung tangan) | D | 1 | Low | Pengelola Objek Wisata | |||
17 | Wisata Budaya | Edukasi Batik Tulis | Bahaya Lingkungan | Pembuangan Limbah Organik dan Kimia | Pembuangan bahan hasil pakai pembuatan batik dan melukis ke IPAL | Terjadi gangguan pada IPAL | 1. Terjadi gangguan pada IPAL dan pembuangan limbah langsung ke tanah 2. Terjadinya overload dari air hujan | Air tanah dan tanah tercemar limbah organik dan kimia | 1. Pemeliharaan IPAL saat bermasalah 2. Limbah yang tidak masuk IPAL belum ditangani | D | 3 | Moderate | Penambahan saluran drainase air hujan sehingga tidak masuk ke IPAL | 1. Memastikan pengelolaan air limbah dilaksanakan dengan baik 2. Sosialisasi bahaya dan cara penanganan limbah kimia batik | E | 1 | Low | Pemerintah Desa dan Pengelola Objek Wisata | |||
18 | Wisata Budaya | Edukasi Batik Tulis | Bahaya Kesehatan | Malam batik panas | Malam batik berpotensi melukai peserta | Peserta terluka karena terkena Malam batik | 1. Kecelakaan 2. Peserta tidak fokus dan bercanda | Terluka | 1. Briefing terhadap peserta 2. penyediaan K3 | D | 2 | Low | Penyiapan SOP untuk edukasi membatik | Penggunaan APD (celemek dan sarung tangan) | D | 1 | Low | Pengelola Objek Wisata | |||
19 | Wisata Budaya | Edukasi Menanam padi dan Bola lumpur | Bahaya Kesehatan | Lumpur terkena mata peserta | Lumpur dapat tarciprat hingga mengganggu peserta saat aktivitas berlangsung | Peserta mengalami ketidaknyamanan karena terkena lumpur di mata | Saat aktivitas bola lumpur banyak lumpur yang terciprat | Mata kelilipan | "1. Kotak P3K 2. Petugas yang membantu dengan air bersih 3. Briefing keamanan sebelum aktivitas" | D | 2 | Low | 1. Tambahan Pengawas 2. Tambahan supply air bersih di banyak titik | Kacamata renang | C | 1 | Low | Pengelola Objek Wisata | |||
20 | Wisata Budaya | Ecospa Bersama Kelompok Griya Spa Nglanggeran | Bahaya Lingkungan | Pembuangan Limbah Domestik | Limbah bahan sisa Spa | Potensi pencemaran olah limbah sisa | Pembuangan limbah organik | 1. Pencemaran air dan tanah 2. Berkurangnya kualitas sanitasi | 1. Pengolahan limbah organik 2. Bahan yang digunakan sebagai bahan spa dinilai ramah lingkungan | D | 1 | Low | Melanjutkan pengendalian yang telah berjalan | D | 1 | Low | Pengelola Objek Wisata | ||||
21 | Wisata Buatan | Glamping Kedung Kandang | Bahaya Lingkungan | Sampah sisa aktivitas Glamping | Sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung | 1. Bau tidak sedap 2. Kondisi tidak bersih | Pengunjung tidak membuang sampah pada tempatnya | Ketidaknyamanan di Area Camping | Proses sweeping pembersihan sampah pada area camping ground | D | 1 | Low | Menyediakan tempat sampah di setiap tenda glamping | 1. Penempatan rambu-rambu untuk pembuangan sampah disekitar camping area 2. Briefing kepada pengunjung agar membuang sampah pada tempatnya | E | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | |||
22 | Wisata Buatan | Glamping Kedung Kandang | Bahaya Lingkungan | Angin Kencang | Angin kencang berupa puting beliung serta badai | Pengunjung terganggu dan terkena tiupan angin kencang | Angin yang terjadi pada alam | Kerusakan fasilitas serta pohon tumbang | 1. Pemotongan pohon yang berpotensi untuk tumbang 2. Pembenahan jaringan listrik / telepon yang dinilai kondisi rawan 3. Penyampaian informasi dini potensi cuaca buruk | C | 2 | Moderate | 1. Pemasangan rambu informasi dampak dan penanganan dini terhadap bencana alam/ angin 2. Peringatan/ Informasi dini | D | 2 | Low | BPBD, PEMDES, Pengelola Desa Wisata | ||||
23 | Wisata Budaya | Edukasi Peternakan Kambing PE | Bahaya Lingkungan | Potensi limbah sisa peternakan dan kotoran | Kotoran kambing yang tidak terkelola | Terdapat sisa makanan kambing yang berserakan | Makanan kambing tidak dicacah halus maka banyak makanan yang tersisa | Pencemaran Limbah dan adanya bau yang mengganggu lingkungan | 1. Kotoran dimanfaatkan sebagai pupuk 2. Kotoran kambing digiling 3. Penampungan urine kambing | D | 2 | Low | Pencacahan makanan kambing untuk mengurangi sisa makanan | E | 1 | Low | Peternak |
No | Konteks Bisnis | Identifikasi Bahaya dan Risiko | Risk Analysis and Evaluation | Pengendalian Risiko | Residual Risk | Penanggung Jawab/Risk Owner | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Objektif | Aktivitas | Kategori Bahaya (Hazard Classification) | Jenis Bahaya | Penjelasan Bahaya (Hazard Explanation) | Kejadian Risiko (Risk Event) | Penyebab Risiko (Risk Cause) | Deskripsi Dampak | Existing Control | L | C | Risk Level | Eliminasi | Substitusi | Engineering | Administrasi | APD | L | C | Risk Level | ||
1 | Kebencanaan | Keadaan Darurat | Bahaya Bencana Alam | Gempa Bumi | Getaran bumi yang tidak dapat dikontrol | Pengunjung atau pekerja terkena reruntuhan bangunan dan tanah yang longsor | Gempa Bumi Alam akibat adanya pergeseran lempeng bumi | Korban nyawa, kerusakan fasilitas | 1. Terdapat titik kumpul untuk keadaan darurat 2. Emergency Drill gempa bumi 3. Jalur Evakuasi | E | 5 | Extreme | Penambahan jalur evakuasi tambahan | 1. Pelatihan kepada pekerja maupun pengunjung terkait keadaan darurat kebencanaan 2. Melakukan inspeksi ulang terkait papan penunjuk tempat berkumpul dan jalur evakuasi 3. Safety Induction untuk kebencanaan 4. Pemasangan rambu informasi cara penanganan dini terhadap bencana alam | E | 3 | Moderate | BPBD, PEMDES, Pengelola Desa Wisata | |||
2 | Kebencanaan | Keadaan Darurat | Bahaya Bencana Alam | Tanah Longsor | Gerakan tanah turun yang tidak terkontrol | Pengunjung dan pekerja terkena longsoran tanah | Kondisi alam berupa tebing | Korban nyawa, kerusakan fasilitas, dan properti | 1. Aktivitas tanam pohon 2. Briefing titik rawan longsor kepada pengunjung 3. Informasi rawan longsor di peta | E | 3 | Moderate | Pembangunan dinding penahan longsor | 1. Penambahan rambu rawan longsor pada lokasi rawan longsor 2. Pemasangan rambu informasi cara penanganan dini terhadap bencana alam | E | 2 | Low | BPBD, PEMDES, Pengelola Desa Wisata | |||
3 | Kebencanaan | Keadaan Darurat | Bahaya Bencana Alam | Angin Kencang | Angin kencang berupa puting beliung serta badai | Pengunjung terganggu dan terkena tiupan angin kencang | Angin yang terjadi pada alam | Kerusakan fasilitas serta pohon tumbang | 1. Pemotongan pohon yang berpotensi untuk tumbang 2. Pembenahan jaringan listrik / telepon yang dinilai kondisi rawan 3. Penyampaian informasi dini potensi cuaca buruk | C | 2 | Moderate | 1. Menyediakan tempat berlindung ketika ada angin kencang 2. Penambahan alarm dini | Pemasangan rambu informasi dampak dan penanganan dini terhadap bencana alam/Angin | D | 2 | Low | BPBD, PEMDES, Pengelola Desa Wisata |