Nama Desa | Satar Lenda |
Kecamatan | Satar Mese Barat |
Kabupaten/Kota | Kabupaten Manggarai |
Provinsi | Nusa Tenggara Timur |
Luas | 2046500000 |
Batas Utara | Kabupaten Manggarai Barat |
Batas Timur | Laut Sawu |
Batas Selatan | Desa Satar luju |
Batas Barat | Desa Satar ruwuk |
No | Konteks Bisnis | Identifikasi Bahaya dan Risiko | Risk Analysis and Evaluation | Pengendalian Risiko | Residual Risk | Penanggung Jawab/Risk Owner | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Objektif | Aktivitas | Kategori Bahaya (Hazard Classification) | Jenis Bahaya | Penjelasan Bahaya (Hazard Explanation) | Kejadian Risiko (Risk Event) | Penyebab Risiko (Risk Cause) | Deskripsi Dampak | Existing Control | L | C | Risk Level | Eliminasi | Substitusi | Engineering | Administrasi | APD | L | C | Risk Level | ||
1 | Ruang Publik | Homestay | Bahaya Kesehatan | Bahaya Kimia | Kegiatan memasak yang dilakukan di dalam rumah menjadikan asap memenuhi area dalam rumah dengan pengunjung di dalamnya. | Asap terhirup pengunjung. | kegiatan memasak di dalam ruangan terbatas dengan adanya penghuni lain di dalamnya | Mual, sesak napas, batuk, iritasi mata (perih, merah), pemicu kambuhnya alergi dan gangguan pernapasan (misal asma) serta mengganggu kenyamaman pengunjung. | Pengunjung yang terganggu ditempatkan di homestay lain tanpa dapur. | B | 1 | Moderate | Pengunjung yang terganggu, dipersilakan keluar dari rumah saat dalam kondisi tersebut | Kegiatan memasak tradisional dilakukan diluar rumah (misal dibawah lantai rumah) dan tidak ruangan tertutup | Membuka jendela sebagai lubang keluar asap, menggunakan kipas angin sebagai blower untuk menjaga asap tidak memasuki bagian lain rumah | D | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||
2 | Ruang Publik | Homestay | Bahaya Kesehatan | Bahaya Kimia | Debu dan bubuk serpihan kayu dari atap dan langit-langit rumah beterbangan di udara dalam rumah. | Debu terhirup oleh pengunjung | kebersihan yang kurang, material penyusun bangunan yang berdebu dan mulai lapuk, serangga seperti sarang laba-laba, sirkulasi udara yang kurang | Mual, sesak napas, batuk, pemicu kambuhnya alergi dan gangguan pernapasan (misal asma) serta mengganggu kenyamaman pengunjung. | Pembersihan ruangan secara tradisional menggunakan sapu. Karena atap terbuat dari ijuk, maka setiap 1x seminggu dibuat pengawetan menggunakan asap. Sehingga setiap rumah penduduk terdapat tungku tertutup. Pengawetan atau pengasapan dilakukan saat pengunjung sedang sepi karena dilakukan beberapa jam. dengan demikian debu akibat pelapukan menjadi lebih sedikit. | C | 1 | Moderate | Pengunjung yang terganggu, dipersilakan keluar dari rumah saat dalam kondisi tersebut Menghilangkan debu dengan pembersihan menyeluruh secara lebih rutin | Membersihkan menggunakan sapu dan selain itu pembersihan dilakukan dengan mengelap setiap bagian rumah dan mengepel dengan kain basah | Menggunakan masker saat memasuki area yang terasa berdebu (misal gudang) | D | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||
3 | Ruang Publik | Homestay | Bahaya Kesehatan | Bahaya Ergonomi | Pencahayaan di dalam dan luar ruangan minim sehingga mengganggu penglihatan | Penglihatan terganggu | Listrik dipadamkan pada tengah malam, keterbatasan sediaan listrik | Memberikan rasa tidak nyaman dan risiko lain seperti tersandung, terpeleset, terjatuh karena terbatasnya penglihatan | Saat ini sudah menggunakan solar cell, sehingga malam hari lampu tetap menyala. | B | 1 | Moderate | pengelola menyiapkan senter atau lampu darurat untuk kebutuhan khusus | pengelola mendampingi dan mengarahkan pengunjung jika ada kebutuhan saat listrik dipadamkan | D | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | |||
4 | Ruang Publik | Homestay | Bahaya Keselamatan | Bahaya Fisik | Tangga akses ke dalam rumah yang dibuat dari papan | terjatuh dari ketinggian, bagian tubuh tergores sudut kayu yang tajam | pengunjung tidak berpegangan saat menaiki tangga | cidera, patah tulang, keseleo, luka terbuka | Sudah tersedia pegangan di sisi kanan dan kiri untuk menaiki tangga. Sudah tersedia tempat untuk menyimpan sepatu. Bagian tangga sudah terlindungi atap sehingga tidak terkena air hujan. | D | 4 | High | Pengunjung naik menggunakan sepatu khusus agar kaki tidak licin atau nyeri saat memijak anak tangga | Memberikan safety induction secara lengkap, menyampaikan batasan kesehatan bagi pengunjung yang akan naik | Menggunakan body harness, menyiapkan matras, | E | 2 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||
5 | Fasilitas Umum | Toilet | Bahaya Keselamatan | Lantai dan jalan menuju toilet yang licin | Lantai toilet licin karena basah, berlumpur saat hujan dari orang luar | Terpleset, tergelincir, dan terjatuh | Lantai toilet yang jarang dibersihkan, lantai selalu basah akibat kelembaban yang tinggi | Cidera, Patah tulang, keseleo | Toilet dibersihkan secukupnya setiap hari bergantian oleh pihak organisasi desa wisata | B | 2 | High | Membersihkan lumut dan lumpur secara berkala, Melakukan inspeksi kebersihan secara berkala, | Menyediakan sandal atau sepatu anti licin bagi pengunjung | E | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | |||
6 | Fasilitas Umum | Toilet | Bahaya Kesehatan | Bahaya Biologi | Kelembaban mempengaruhi pertumbuhan bakteri | Terkadang air dari mata air meluap sehingga masuk ke dalam bak penampungan. | Meluapnya mata air dapat menyebabkan atau memicu pertumbuhan bakteri, lantai selalu basah akibat kelembaban yang tinggi | Bau tidak sedap, gangguan kulit ringan seperti gatal-gatal, ketidaknyamanan pengguna | Toilet dibersihkan secukupnya | B | 1 | Moderate | Pembersihan dan pemeriksaan toilet secara rutin, menggunakan kamper atau pengharum kamar mandi | E | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||||
7 | Fasilitas Umum | Toilet | Bahaya Kesehatan | Bahaya Ergonomi | Rendahnya pencahayaan pada toilet, pencahayaan dibantu dengan senter saat malam hari | Penglihatan terganggu | Listrik dipadamkan pada tengah malam dan solar cell tidak mencakup di kamar madi | Memberikan rasa tidak nyaman dan risiko lain seperti tersandung, terpeleset, terjatuh karena terbatasnya penglihatan | Listrik desa dipadamkan pada tengah malam, pencahayaan menuju toilet rendah | B | 1 | Moderate | Menyiapkan lampu darurat, menyediakan senter | E | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata | ||||
8 | Fasilitas Umum | Kondisi Geografi | Bahaya Keselamatan | Emergency Response | Tidak adanya akses jaringan komunikasi untuk penanganan situasi darurat. Di Desa Satarlenda jaringan komunikasi tidak bermasalah, namun jaringan cukup lemah saat di Wae Rebo. | tidak bisa berkomunikasi terkait kebutuhan darurat | tidak adanya komunikasi radio atau penguat sinyal apapun | Situasi darurat bertambah buruk dan gagal ditangani | 2 3 tahun belakangan ini jaringan komunikasi sudah dibantu dengan Bakti Kominfo. Tersedia helipad, sehingga saat keadaan darurat bantuan dapat datang dengan menggunakan helikopter. | D | 5 | Extreme | Membuat saluran komunikasi radio atau membangun penguat sinyal | Menyiapkan manajemen gawat darurat dan ERT | E | 2 | Low | Pengelola Desa Wisata, Dinas Kominfo, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata | |||
9 | Fasilitas Umum | Kondisi Geografi | Bahaya Keselamatan | Emergency Response | Kelengkapan kebutuhan medis tersedia di puskesmas, namun lokasinya cukup jauh dan ditempuh dalam waktu yang lama untuk penanganan situasi darurat | Klinik yang paling dekat baru menyediakan pelayanan untuk ibu melahirkan | Keterbatasan pelayanan di klinik terdekat | Situasi darurat bertambah buruk dan gagal ditangani | Tidak adanya pelayanan untuk menangani keadaan darurat di klinik terdekat | E | 5 | Extreme | Membuat saluran komunikasi radio atau membangun penguat sinyal untuk memanggil kebutuhan medis | Menyiapkan manajemen gawat darurat dan ERT, menyediakan tim medis, atau memberikan pelatihan bantuan medis dasar kepada pengelola revitalisasi klinik terdekat dijadikan dengan posko kesehatan atau pusat layanan kesehatan | E | 2 | Low | Pengelola Desa Wisata, Dinas Kominfo, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata | |||
10 | Fasilitas Umum | Kondisi Geografi | Bahaya Kesehatan | Self Fitness | Suhu dan tekanan udara yang mempengaruhi kondisi pengunjung dengan kondisi kesehatan tertentu | Suhu dan tekanan udara memicu kambuhnya gangguan kesehatan seperti asma, asfiksia | Suhu dan tekanan udara, pengunjung dengan kondisi tidak fit | pingsan, kekurangan oksigen, lemas, batuk | Pengunjung dipersilakan memastikan kondisi kesehatan pribadi | D | 3 | Moderate | Pengelola memberikan safety induction dan menyiapkan strategi penanganan, termasuk menyiapkan peralatan seperti selimut, oksigen kaleng, dan obat asma Pengunjung dengan riwayat penyakit tertentu tidak diizinkan naik dan memasuki desa | Pengunjung menggunakan jaket dan celana panjang | E | 2 | Low | ||||
11 | Kegiatan Wisata Tur Mengelilingi Kampung Adat | Perjalanan | Bahaya Kesehatan | Bahaya Biologi | Serangan ular dan serangga seperti ulat, lebah, kelabang, pacet atau lintah | Ular dan serangga yang menggigit atau menyengat pengunjung | Lingkungan alam bebas, semak dan belukar yang lebat, pengunjung tidak menggunakan sepatu dan celana panjang | pingsan, cidera, bengkak, gatal-gatal, alergi di kulit, ketidaknyamanan | pengunjung membawa sendiri obat penangkal serangga (misal minyak kayu putih, lotion) | B | 2 | High | "Pengelola memeriksa terebih dahulu medan yang akan dilalui, memberikan safety induction tentang risiko yang mungkin ditemui, menyiediakan lotion anti serangga, obat pereda gigitan serangga tidak melakukan tur saat ada temuan serangga (misal ada pemanenan lebah, jam aktif serangga saat senja) " | Pengunjung diharapkan menggunakan pakaian yang dapat melindungi dari sengatan atau gigitan serangga (celana, baju/jaket lengan panjang, dan sepatu) | E | 1 | Low | Pengelola Desa Wisata dan Pengunjung | |||
12 | Kegiatan Wisata Tur Mengelilingi Kampung Adat | Perjalanan | Bahaya Keselamatan | Bahaya Fisik | Medan yang menanjak dan tidak rata, berlumpur saat hujan, dan tebing tanpa pembatas tertutup semak belukar | Tergelincir, terpeleset, terjatuh dari ketinggian | Tidak adanya pembatas medan berbahaya, lintasan tanah berbatu yang licin saat hujan, | Cidera, keseleo, patah tulang | Tur dilakukan tidak dalam kondisi jalan basah dan kering dengan medan yang ada | C | 3 | High | Membuat papan peringatan dan pembatas pada bagian terjal atau tertutup semak rimbun agar pengunjung tidak mendekat tidak melakukan tur jika medan basah (misal setelah hujan) | Pengunjung menggunakan sepatu khusus tracking anti slip (sepatu/ sandal gunung) | E | 2 | Low | Pengelola Desa Wisata dan Pengunjung | |||
13 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Persiapan | Bahaya Kesehatan | Personal Fitness | Kondisi pekerja dan pengunjung tidak fit untuk melakukan kegiatan hiking | Serangan jantung, Hipoksia, Fatigue | Tidak terdapatnya prosedur untuk memastikan kondisi kesehatan pekerja dan pengunjung sebelum melakukan hiking | Pingsan dan kematian | Tidak ada medical check up terhadap pengunjung yang akan naik atau prosedur yang mengatur agar pengunjung dinyatakan fit sebelum naik ke atas | B | 5 | Extreme | "1. Pengadaan prosedur pengecekan Kesehatan kepada pekerja dan pengunjung yang akan menaiki tangga curam untuk memastikan jika ada 2. Pengelola menyediakan beberapa titik / tempat perisirahatan sepanjang jalur traking (sesuai dengan luasnya jalur traing 1800 m). 3. Tempat / titik peristirahatan ini juga dilengkapi dengan kotak P3K dan informasi lokasi atau petunjuk arah" | E | 3 | Low | Pengelola, Pengawas dan Pengunjung | ||||
14 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Keselamatan | Bahaya Lingkungan | Area yang luas dan tidak biasa "familiar" | Tersesat | Tidak ada informasi yang diberikan oleh pengelola tentang jalur resmi untuk trekking | Panik, kehabisan makanan, daya tahan tubuh menurun | 1. Papan penunjuk atau papan informasi sudah ada 2. Pos pengamanan sudah tersedia 3. Guide dan porter juga sudah ada | B | 2 | High | "1. Pengelola menyediakan pemandu wisata yang berpengalaman dan peta area traking 2. Seluruh pengunjung diberikan arahan/induksi keselamatan sebelum memulai traking dimulai. 3. Pengunjung tidak diperbolehkan pergi sendirian atau tanpa pemandu wisata dari pihak pengelola 4. Pengunjung wajib mendengar arahan dari pemandu sebelum dan selama traking 5. Hanya menggunakan jalur traking yang sudah disetujui oleh pihak pengelola" | Menyediakan papan informasi di area yang diperlukan. Seperti: petunjuk arah area berkumpul jika terjadi keadaan gawat darurat, arah trekking yang benar, arah pos pengamanan terdekat | D | 2 | Low | Pengelola, Pengawas dan Pengunjung | |||
15 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Keselamatan | Bahaya Fisik | Jalan setapak yang licin akibat banyaknya lumut | Terjadi slips, trips, dan falls | Kondisi lingkungan yang lembab dan termakan usia serta di kawasan hutan lindung sehingga menyebabkan tumbuhnya lumut | Cidera, Patah tulang | Sudah tersedia tongkat dari kayu yang disewakan kepada pengunjung. Rata-rata pengunjung menyewa tongkat tsb. | B | 2 | High | Memberi peringatan hati-hati terhadap licin melalui signage, Memberitahukan kepada pengunjung agar penggunakan sepatu yang cocok untuk kegiatan outdoor | Menyediakan sepatu anti-slip bagi pekerja | D | 2 | Low | Pengelola, Pengawas dan Pengunjung | |||
16 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Keselamatan | Bahaya Fisik | Kondisi cuaca yang buruk (hujan deras, angin kencang) | Pekerja/pemandu dan pengunjung terjebak di tengah hutan/gua/air terjun) | Pengelola wisata tidak mengecek kondisi cuaca | Cidera, kekurangan cadangan makanan | C | 4 | Extreme | 1. Pengelola wisata harus mengecek kondisi cuaca (hujan, badai atau angin kencang) sebelum memulai traking 2. Jika prakiraan cuaca akan hujan deras/badai/angin kencang, maka perjalaan traking tidak dilakukan. 3. Jika perjalanan traking sudah dimulai dan keadaan cuaca tiba-tiba hujan/angin kencang, pemandu dan pengunjung hendaknya menuju ke titik/tempat peristirahatan terdekat atau area yang aman (jauh dari potensi pohon tumbang). | D | 2 | Low | Pengelola dan Pengawas | |||||
17 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Keselamatan | Bahaya Fisik | Kondisi cuaca yang panas | Dehidrasi Kulit terbakar sinar matahari | • Kondisi pekerja dan pengunjung yang tidak sehat • Kurang mengkonsumsi air putih • Terpapar sinar matahari yang berlebihan dan tidak memakai alat pelindung | C | 4 | Extreme | 1. Pengelola wisata dan pemandu traking harus mengecek kondisi cuaca sebelum berangkat. 2. Mengingatkan pengunjung untuk: - Mengkonsumsi air putih secara rutin sebelum dan selama perjalanan - pengunjung harus memberi informasi kepada pemandu traking jika membutuhkan istirahat / merasa lemas ketika melakukan traking. | Menggunakan “sun screen” | D | 2 | Low | Pengelola wisata (termasuk pemandu traking) dan pengunjung | |||||
18 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Keselamatan | Bahaya Fisik | Permukaan jalan tidak rata | Jatuh dan tersandung | Kondisi yang penuh bebatuan dan erbedaan ketinggian tanah di jalur trekking Tidak ada batas pengaman atau tanda bahaya untuk memisahkan area yang terjal / jurang | Cidera, patah tulang, meninggal | B | 2 | High | Memberikan peringatan hati-hati tersandung | D | 2 | Low | Pengelola dan Pengawas | |||||
19 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Kesehatan | Bahaya Biologi | Sengatan tawon | Tersengat tawon | Banyaknya jumlah tawon di alam bebas | Kulit bengkak, Terluka | C | 2 | Moderate | - Memberikan peringatan hati-hati terhadap binatang | Menyarankan kepada pengunjung untuk memakai pakaian yang menutupi kulit | D | 2 | Low | Pengelola dan Pengawas | ||||
20 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Kesehatan | Bahaya Biologi | Gigitan nyamuk | Tergigit nyamuk | Banyaknya jumlah nyamuk di alam bebas | Kulit bengkak, Demam berdarah | C | 2 | Moderate | - Memberikan peringatan hati-hati terhadap binatang | Menyarankan kepada pengunjung untuk memakai pakaian yang menutupi kulit dan menggunakan cairan/kream anti nyamuk | D | 2 | Low | Pengelola dan Pengawas | ||||
21 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Kesehatan | Bahaya Biologi | Mikroorganisme (Virus, Bakteri, Jamur) | Terpapar mikroorganisme | Banyaknya jumlah mikroorganisme di alam bebas | Menurunkan sistem kekebalan tubuh (flu, Covid-19) | B | 3 | High | - Memberikan peringatan hati-hati terhadap binatang | Menyarankan kepada pengunjung untuk memakai pakaian yang menutupi kulit | D | 2 | Low | Pengelola dan Pengawas | ||||
22 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Kesehatan | Bahaya Biologi | Bisa ular | Tergigit ular | Ular merasa terganggu dengan adanya manusia di habitatnya | Beracun bagi manusia, kematian | D | 4 | High | Pengelola meyediakan kotak P3K di area wisata. Pemandu wisata mengetahui informasi dasar tentang tindakan medis pertama ketika ada yang tergigit ular. Memberikan peringatan hati-hati terhadap binatang | Menyarankan kepada pengunjung untuk memakai pakaian yang menutupi kulit | E | 3 | Low | Pengelola dan Pengawas | ||||
23 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Bermain/Berendam di Air Terjun | Bahaya Keselamatan | Bahaya Fisik | Kondisi bebatuan di dasar air terjun yang licin | Tepleset/terjatuh | Pengunjung tidak mengetahui kondisi dasar air terjun | Cidera | C | 2 | Moderate | Pemandu wisata untuk mengingatkan pengunjung akan bahaya bebatuan yang licin di dasar air terjun. | D | 2 | Low | Pengelola, Pengawas dan Pengunjung | |||||
24 | Jungle Tracking / Hiking ke Air Terjun | Berjalan Menuju Air Terjun | Bahaya Kesehatan | Bahaya Biologi | Gigitan Lintah | Tergigit Lintah | Banyaknya jumlah lintah di daerah yang basah dan lembab | Gatal-gatal di kulit dan terluka | B | 2 | High | • Penyelenggara/pengelola wisata untuk membuat jalur khusus seperti jalan semen/batu kecil/kayu agak pengunjung tidak harus berjalan di dalam sawah yang basah dan lembab. • Penyelenggara/pengelola wisata memberikan informasi kepada pengunjung untuk berhati – hati terhadap bahaya lintah Memberikan peringatan hati-hati terhadap binatang • Menggunakan lotion anti nyamuk yang tidak hanya untuk melindungi dari gigitan nyamuk, tetapi juga bisa melindungi badan dari gangguan pacet/lintah • Penyelenggara/pengelola wisata membawa kotak P3K (termasuk minyak kayu putih, air jeruk/air garam yang dapat membantu melepaskan gigitan lintah/pacet) | • Menyarankan pengunjung untuk menggunakan sepatu boot dan celana panjang • Menyelipkan celana panjang ke dalam kaos kaki atau sepatu | E | 1 | Low | Pengelola dan Pengawas |
No | Konteks Bisnis | Identifikasi Bahaya dan Risiko | Risk Analysis and Evaluation | Pengendalian Risiko | Residual Risk | Penanggung Jawab/Risk Owner | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Objektif | Aktivitas | Kategori Bahaya (Hazard Classification) | Jenis Bahaya | Penjelasan Bahaya (Hazard Explanation) | Kejadian Risiko (Risk Event) | Penyebab Risiko (Risk Cause) | Deskripsi Dampak | Existing Control | L | C | Risk Level | Eliminasi | Substitusi | Engineering | Administrasi | APD | L | C | Risk Level | ||
1 | Kebencanaan | Kondisi Geografi | Bencana Alam | Tanah longsor, angin ribut | Posisi situs wisata berada di area lembah. Angin ribut atau putting beliung sempat terjadi 1x, terjadi beberapa puluh tahun yang lalu karena lokasi situs dikelilingi oleh area lembah. | Longsor di jalur tracking dapat merusak fasilitas | Pengelola tidak menyediakan emergency response management, belum ada tembok penahan dan handrail di jalur tracking tertentu. | Peningkatan tingkat keparahan bencana akibat kurangnya kompetensi pengelola dalam penanganan bencana dan bantuan hidup dasar | P3K, tandu yang terbuat dari kayu (sarung dimasukkan ke kayu) | E | 5 | Extreme | Membuat tim emergency response untuk keadaan darurat, Memberikan safety induction bagi pengunjung termasuk arah evakuasi, Menyediakan barang-barang kebutuhan terkait peralatan darurat yang sesuai standar (P3K, dll) | A | 3 | Extreme | Pengelola dan Pengawas |